Sunday, October 21, 2012

Fairish

Posted by fannypiter at 4:28 PM

"Lo pura-pura jadi pacar gue ya Rish? Biar gue nggak dikerubutin cewek-cewek centil itu," pinta Davi.
"Tapi... konsekuensinya, Dav," ujar Irish pelan.
"Elo punya cowok?" Kali ini ganti Davi yang tersentak kaget.
"Atau... lagi ada yang elo suka?"
Irish buru-buru geleng kepala. "Bukan gitu. Kalo mereka nyangka kita beneran..."
"Biarin aja. Bagus malah!" Davi menggenggam kedua tangan Irish.

Akhirnya Irish menerima permintaan Davi meskipun dengan setengah hati. Tapi setelah dijalani, Irish seneng kok jadi satu-satunya cewek yang paling dekat dengan Davi, walaupun cuma untuk sementara dan tanpa ikatan apa-apa.

Irish emang nggak secantik Penelope Cruz. Dia cuma cewek biasa, yang di sekolah pun sama sekali nggak ngetop. Karena itu Davi merasa aman, soalnya dia merasa nggak bakalan naksir Irish. Tapi saat muncul cowok lain yang bikin Irish terpikat, kok Davi jadi nggak rela kehilangan Irish ya?

0 comments:

Post a Comment

Sunday, October 21, 2012

Fairish

Posted by fannypiter at 4:28 PM

"Lo pura-pura jadi pacar gue ya Rish? Biar gue nggak dikerubutin cewek-cewek centil itu," pinta Davi.
"Tapi... konsekuensinya, Dav," ujar Irish pelan.
"Elo punya cowok?" Kali ini ganti Davi yang tersentak kaget.
"Atau... lagi ada yang elo suka?"
Irish buru-buru geleng kepala. "Bukan gitu. Kalo mereka nyangka kita beneran..."
"Biarin aja. Bagus malah!" Davi menggenggam kedua tangan Irish.

Akhirnya Irish menerima permintaan Davi meskipun dengan setengah hati. Tapi setelah dijalani, Irish seneng kok jadi satu-satunya cewek yang paling dekat dengan Davi, walaupun cuma untuk sementara dan tanpa ikatan apa-apa.

Irish emang nggak secantik Penelope Cruz. Dia cuma cewek biasa, yang di sekolah pun sama sekali nggak ngetop. Karena itu Davi merasa aman, soalnya dia merasa nggak bakalan naksir Irish. Tapi saat muncul cowok lain yang bikin Irish terpikat, kok Davi jadi nggak rela kehilangan Irish ya?

0 comments on "Fairish"

Post a Comment

 

Fanny's Blog Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos